Selasa, 27 Oktober 2015

YODAWAN SAPUTRA_TUGAS 4_(TUGAS KELOMPOK)

Kelompok 14
Nama Anggota Kelompok :
1.    Annisaa El Husna (20212986)
2.    Rivalno (26212494)
3.    Yodawan Saputra (27212813)
Kelas                   :               4EB12
Mata Kuliah       :               Etika Profesi Akuntansi


Keputusan Betaseron (A)
Pada tanggal 23 juli 1993, administrasi negara makanan dan obat bersatu (FDA) menyetujui interferon beta-1B (nama merk betaseron ), membuat dalam pengobatan pertama untuk multiple sclerosis untuk mendapatkan persutujuan FDA pada 25 tahun. Betaseron di kembangkan oleh Berlex Laboratories, Amerika Serikat unit Schering AG, perusahaan farmasi Jerman. Berlex menangani pengembangan klinnis, percobaan, dan pemasaran obat, sementara Chiron, sebuah perusahaan bio teknologi berbasis di California, di produksi itu. persetujuan terobosan dari betaseron dwakili bukan hanya kesempatan besar bagi Berlex tetapi juga dilema sulit. Persediaan yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi permintaan awal, dan kekurangan yang diperkirankan sampai tahun 1996. Dengan pasokan tidak cukup dan biaya pengembangan mengejutkan, bagaimana berlex mengalokasikan dan harga  obat??

Tantangan Multiple Sclerosis
Multiple Sclerosis (MS) adalah penyakit dari sistem saraf pusat yang mengganggu kemampuan otak untuk mengontrol fungsi seperti melihat, berjalan, dan berbicara. Serabut saraf didalam otak dan sumsum tulang belakang dikelilingi oleh myelin, suatu zat lemak yang melindungi serat saraf dengan cara yang sama yang melindungi isolasi kabel listrik. Ketika isolasi myelin menjadi rusak, kemampuan sistem saraf pusat untuk mengirimkan impulse saraf ke otak dan dari otak menjadi terganggu. Dengan multiple sclerosis, ada scleroset (yaitu, scred atau di keraskan) aras dibeberapa bagian dari otak dan sumsum tulang belakang ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang selubung myelin.
Gejala-gejala (MS) tergantung sampai batas tertentu pada lokasi dan ukuran scloris tersebut gejala termasuk mati rasa, bicara cadel, penglihatan kabur, kordinasi yang buruk, kelemahan otot, disfungsi kantung kemih, kelelahan ekstrim, kelumpuhan. Tidak ada cara untuk mengetahui bagaimana penyakit tersebut akan berkembang untuk setiap individu karena untuk sifat tentu saja dibutuhkan perubahan dari waktu ke waktu. Beberapa orang memiliki program yang relatif jinak(MS), dengan serangan hanya satu atau dua serangan ringan, hampir remisi lengkap dan tidak ada cacat permanen. Orang lain akan memiliki kursus, krosnis progresif mengakibatkan cacat parah. Kelemahan ketiga menampilkan pola paling khas, dengan periode eksaserbasi, ketika penyakit aktif, dan periode remisi, ketika gejala surut sementara umumnya meninggalkan beberapa kerusakan. Orang dengan MS hidup dengan gelar yang sangat tinggi dari ketidakpastian karena perjalanan penyakit mereka dapat berubah dari satu hari ke hari berikutnya. Kemerosotan dramatis serta pemulihan dramatis yang tidak biasa

Janji Dari BETASERON
Beta Interferon adalah protein alami yang mengatur sistem kekebalan tubuh. Betaseron terdiri dari interferon beta -1b yang telah direkayasa genetika dan laboratorium diproduksi sebagai produk rekombinan. meskipun interferon lainnya (yaitu, alpha dan gamma) telah diuji, hanya interferon beta yang telah ditunjukan, melalui uji coba skala besar, unutk mempengaruhi MS. Karena iitu adalah agen Immunoregulatory, diyakini untuk memerangi masalah kekebalan tubuh yang membuat lebih buruk MS. Namun cara yang tepat dimana cara kerja belum ditentukan.
Dalam studi klinis, Betaseron ditunjukan untuk mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan eksaserbasi pada pasien rawat jalan MS  dengan bentuk hilang-timbul dari penyakit. Hal itu bukan sebaliknya kerusakan telah dilakukan, juga tidak sepenuhnya mencegah eksaserbasi yang terjadi. Namun, Betaseron secara dramatis dapat meningkatkan kualitas hidup orang dengan MS. Misalnya, orang yang memakai Betaseron yang terbukti memiliki lebih sedikit dan lebih pendek rawat inap. Betaseron mewakili obat pertama dan hanya memiliki efek pada frekuensi eksaserbasi.
Betaseron diberikan subkutan (bawah kulit) setiap hari sendiri injeksi. Dalam rangka untuk mendapat manfaat maksimal dari terapi, adalah penting bahwa pasien MS mempertahankan jadwal rutin suntikan. Beberapa seperti flu efektif samping serta pembengkakkan dan iritasi disekitar suntikan, telah mencacat, namun mereka cenderung menurun dengan waktu pengobatan. Selain itu, satu orang menerima Betaseron melakukan bunuh diri, sementara tiga orang mencoba bunuh diri. Karena MS sering menciptakan depresi, tidak ada cara untukk mengetahui apakah administrasi Betaseron adalah faktor. Terakhir, Betaseron tidak dianjurkan digunakan selama kehamilan.


Atas Dilema BETASERON
Persetujuan FDA untuk Betaseron diperbolehkan dokter untuk meresepkan obat untuk pasien MS yang ambulatorsy dan memiliki program timbul relappsing MS. Diperkirakan sepertiga dari 300.000 orang dengan MS di Amerika Serikat jatuh ke kategori itu, sehingga basis klien potensial dari 100.000 namun, proses persetujuan FDA dipercepat mengambil hanya satu tahun, bukan tiga tahun costumary diambil untuk meninjau aplications obat baru, sebagai akibatnya, Berlex tidak siap untuk pembuatan dan distribusi dalam jumlah antisipasi dibutuhkan. Chiron Corporation telah membuat obat dalam jumlah kecil untuk penggunaan eksprerimen dan tidak memiliki fasilitas manufaktur untuk mengangani ledakan permitaan. Chiron memperkirakan  obat itu akan cukup kepada sekitar 12.000 hingga 20.000 orang pada akhir 1993. Pada akhir 1994, chiron diharapkan mampu menyediakan obat untuk 40.000 pasien. Tergantung pada permintaan, mungkin mengambil sampai sekitar 1996 untuk menyediakan obat untuk semua pasien yang memintanya. Manufaktur diperluas Chiron mewakili satu-satunya perwakilan untuk Berlex, karena proses yang diperlukan untuk perusahaan lain untuk mendapatkan persetujuan FDA untuk memproduksi obat tersebut akan mengambil lebih lama lagi.
Selain ketersediaan, harga menjadi masalah karena keberhasilan harus memerlukan dana yang mahal  kegagalan pun dapat terjadi sewaktu-waktu, penelitian beresiko oleh ilmuan yang sangat terlatih dalam sarana dan fasilitas modern. Selain itu, obat rekayasa genetika ini sangat mahal untuk memproduksinya. Dalam kasus Betaseron, gen interferon manusia itu dimasukan ke prosedur membutuhkan dan biaya yang mahal. Akibatnya, harga Betaseron diharapkan menjadi sekitar $ 10.000 pertahun untuk setiap pasien. Betaseron membawa harapan besar untuk orang dengan MS dan kebingungan besar untuk Berlex. Bagaimana selanjutnya Berlex menangani keterbatasan pasokan, distribusi, dan harga obat ini?


Pendapat Kelompok Kami mengenai pertanyaan “Bagaimana selanjutnya Berlex menangani keterbatasan pasokan, distribusi, dan harga obat ini?” adalah sebagai berikut :

·         Mengenai Masalah Keterbatasan atau kekurangan Pasokan

Dalam masalah ini sebaiknya Berlex mendistribusikan obat kepada pasien yang memiliki tingkat keparahan lebih tinggi serta memberikan kategori menunggu untuk pasien yang baru mengalami gejala MS tersebut. Dan sebaiknya Berlex memproduksi lebih banyak lagi obat tersebut dan melakukan perundingan serta mengusulkan kepada FDA untuk mempercepat prosedur bagi perusahaan lain untuk memproduksi obat ini untuk mengatasi kerterbatasan atau kekurangan pasokan ini.

·         Mengenai Masalah Distribusi

Dalam masalah ini sebaiknya, Berlex mendistribusikan obat tersebut ke kawasan atau wilayah-wilayah yang memiliki pasien tingkat kronis progresif atau tingkat keparahan yang sangat tinggi. Lalu mendata semua pendistribusian obat tersebut agar penyebaran obat tersebut dapat dipantau dengan baik. Selain itu, Sebaiknya Berlex juga Melakukan perundingan  dengan FDA dalam melakukan pendistribusian agar Pendistribusian tepat sasaran.

·         Mengenai Masalah Harga

Dalam masalah ini sebaiknya, Berlex melakukan penyesuaian harga dengan kualitas dan jaminan yang diberikan pada obat yang diproduksinya. Jika, Berlex memperkirakan harga yang tinggi pada obat yang diproduksinya maka Berlex juga memastikan kualitas yang tinggi pada obat yang diproduksinya serta menjamin atas ketersediaan obat tersebut. Hal itu perlu dilakukan guna memenuhi tingkat kepercayaan konsumen.

Pendapat Kelompok Kami mengenai Etika yang terjadi pada kasus ini :

Dalam kasus di atas yang berkenaan dengan Etika menurut kelompok kami adalah sikap tanggung jawab dari sebuah perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Sehingga sikap tanggung jawab ini bisa memberikan efek kepada tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan.


Senin, 19 Oktober 2015

YODAWAN SAPUTRA TULISAN 1 _ETIKA

Nama                   :               Rivalno (26212494)
                                             Yodawan Saputra (27212813)

Kelas                   :               4EB12
Mata Kuliah        :               Etika Profesi Akuntansi

Pengertian Etika

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).

Etika yang Berlaku di Daerah Jawa

Jawa, merupakan salah satu wilayah di nusantara yang memiliki sumber-sumber kearifan lokal yang sangat kaya dan beragam. Salah satu sumber dan wujud kearifan lokal yang berasal dari budaya Jawa adalah etika Jawa. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa dalam etika Jawa terkandung tata nilai kehidupan Jawa, seperti norma, keyakinan, kebiasaan, konsepsi, dan simbol-simbol yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa, misalnya tepa slira, rukun, andhap asor, unggah-ungguh, mawas diri, dan sebagainya.

Etika Jawa pada intinya didasarkan pada pantas dan tidak pantas. Ada dua kaidah dasar dalam etika Jawa yaitu prinsip rukun dan prinsip hormat. Rukun bertujuan untuk mempertahankan keadaan harmonis. Rukun berarti berada dalam keadaan selaras, tenang dan tentram tanpa perselisihan dan pertentangan. Kaidah hormat menyatakan agar manusia dalam berbicara dan membawa diri selalu menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain sesuai derajat dan kedudukannya (Suseno, 2001: 39). Sistem etis yang berprinsip pada rukun dan hormat akan menghasilkan keselarasan hidup. Sistem etis bertujuan mengarahkan manusia pada keadaan psikologis berupa rasa ketenangan batin, kebebasan dari ketegangan emosional. Sistem ini di kenal dengan istilah harmoni maupun selaras.

Etika Jawa secara garis besar disampaikan melalui dua cara. Pertama, melaluipituduh (wejangan, anjuran) yang isinya memberikan nasihat berupa anjuran. Kedua, melalui pepali (wewaler) artinya larangan agar orang Jawa menjauhi perbuatan yang tidak baik. Nasihat dan larangan merupakan inti budi pekerti atau etika. Tujuan pemberian nasihat dan larangan adalah keadaan selamat atau slamet. Budi pekerti atau etika bagi masyarakat Jawa merupakan suatu keharusan. Budi pekerti atau etika Jawa disampaikan dari pihak tertentu kepada pihak lain yang memiliki posisi tidak sama (bertingkat). Etika Jawa dijalankan sebagai usaha untuk menjaga keselarasan hidup manusia (Endraswara, 2003: 37).

Etika dalam masyarakat Jawa memiliki dimensi yang sangat luas, yaitu mencakup etika kepada Sang Maha Pencipta, etika kepada sesama manusia, dan etika kepada alam semesta. Manusia dikatakan menjadi manusia yang sebenarnya apabila ia menjadi manusia yang beretika yakni manusia yang secara utuh mampu memenuhi hajat hidup dalam rangka mengasah keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan sosial, antara rohani dan jasmani, antara manusia sebagai makhluk dengan Penciptanya.

Berikut ini adalah uraian mengenai beberapa etika dan sikap hidup yang ada dan berkembang dalam masyarakat Jawa :

1. religius, eling sangkan paraning dumadi

            Manusia Jawa berkeyakinan bahwa urip ana sing nguripake (hidup ada yang menghidupkan) dan suatu saat akan kembali kepada yang menghidupkan, yaitu Tuhan. Oleh karena manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan, maka manusia harus bersiap untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya selama hidup. Nasihat eling sangkan paraning dumadi menjadi pengingat agar manusia selalu menjaga sikap dan perbuatan di dunia karena kelak akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan Tuhan. Sehingga dalam menjalani hidup manusia Jawa akan senantiasa golek dalan padhang, berbuat lurus, tidak melakukan hal-hal yang dilarang Tuhan. Sikap-sikap tersebut menunjukkan religiusitas masyarakat Jawa.

2. urip samadya

           Dalam menjalani hidup, orang Jawa memegang prinsip urip samadya. Dengan sikap samadya manusia akan dapat mengukur kemampuannya, tidak memaksakan kehendak untuk meraih sesuatu yang tidak mungkin diraihnya. Sikap hidup samadyamenjauhkan seseorang dari perbuatan yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang diinginkannya. Prinsip hidup ini juga melahirkan sikap nrima ing pandum, menerima segala yang diberikan Yang Maha Kuasa. Namun demikian, tidak berarti sikap hidup samadya dan nrima ing pandum ini diisi dengan bermalas-malasan, tanpa mau berusaha.
3. memiliki watak rereh, ririh, dan ngati-ati.
         Rereh, artinya sabar dan bisa mengekang diri. Ririh, artinya tidak tergesa-gesa dalam bertindak, mempunyai pertimbangan matang untuk sebuah tindakan dan keputusan. Ngati-ati, artinya berhati-hati dalam bertindak (Herusatoto, 2000:83). Dengan sikap rereh, ririh, dan ngati-ati, berarti manusia dapat menguasai dirinya, menguasai nafsunya. Manusia akan sempurna bila dapat menguasai nafsu. Sementara itu, orang yang dikuasai nafsu akan berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya. Dengan sikap rereh, ririh, dan ngati-ati tentu akan dapat melahirkan penyelesaian yang baik.

4.       menjauhkan diri dan membenci watak adigang, adigung, adiguna.

         Watak adigang adalah watak sombong, karena mengandalkan kekayaan dan pangkat. Watak adigung adalah watak sombong karena mengandalkan kepandaian dan kepintaran, lantas meremehkan orang lain. Watak adiguna adalah watak sombong karena mengandalkan keberanian dan kepintaran berdebat (Herusatoto, 2000:83). Sikap ini menjadikan seseorang bersikap sapa sira sapa ingsun, yang merupakan gambaran sikap sombong. Oleh karena itu, sikap-sikap ini harus dihindari. Seseorang justru harus bersikap ramah dan menghargai sesama manusia. Jangan berlaku seolah-olah menjadi manusia yang ”paling”.

5.  aja dumeh

               Kata yang singkat ini mengandung ajaran yang sangat luas. Kata ini dapat diterapkan dalam berbagai sikap dan perbuatan, misalnya aja dumeh pinter, aja dumeh kuasa, aja dumeh kuwat, dan sebagainya. Aja dumeh sangat dekat dengan watak adigang, adigung, adiguna. Aja dumeh mengandung maksud “jangan mentang-mentang”. Sikap hidup aja dumeh akan membawa seseorang pada sikap rendah hati, sederhana, tidak merasa “paling” dibandingkan dengan orang lain di sekitarnya.

6.  mawas diri

             Mawas diri adalah tindakan untuk melihat ke dalam diri sendiri, mengukur nilai dan kemampuan diri. Dengan mawas diri seseorang akan selalu berupaya melihat kekurangan diri sendiri. Sikap ini menjauhkan seseorang dari sikap merasa paling benar, sehingga tumbuh rasa saling menghargai sesama. Menyadari bahwa diri tidak sempurna  akan membuat seseorang menjadi tidak mudah mencela orang lain. Mawas diri menjauhkan seseorang dari sikap sombong.

7.  tepa slira

            Tepa slira berarti tenggang rasa, tolerasi, menghargai orang lain, nepakke awake dhewe. Apabila kita merasa senang dan bahagia jika orang lain berperilaku baik kepada kita, maka hendaknya kita juga berusaha bersikap baik terhadap orang lain (Heru Satoto, 2000:94). Tepa slira adalah sikap individu untuk mengontrol pribadinya berdasarkan kesadaran diri. (Suseno, 2001: 61) Wujud sikap tepa slira adalah sikap menjaga hubungan baik dengan sesama sebagai anggota masyarakat. Seseorang yang memiliki sikap tepa slira tidak akan mburu menange dhewe, nggugu karepe dhewe, dan nuhoni benere dhewe. Bila sikap tepa slira ini bisa dimiliki oleh setiap orang maka akan tercipta kerukunan dalam masyarakat sehingga kehidupan akan lebih damai.

8.  unggah-ungguh

            Unggah-ungguh merupakan salah satu bentuk etika atau sikap manusia Jawa dalam menempatkan diri ketika bergaul dengan sesamanya. Seseorang yang memiliki dan memahami sikap unggah-ungguh akan mengetahui bagaimana cara bergaul dan berperilaku dengan orang yang lebih muda, sederajat, lebih tua, atau yang memiliki jabatan tertentu, bahkan dalam situasi tertentu. Dengan menerapkan unggah-ungguhdalam bergaul maka akan tercipta hubungan yang harmonis. Seseorang yang memilikiunggah-ungguh akan dapat menempatkan diri dalam menjalin pergaulan dengan orang lain sesuai dengan tempat dan situasinya, empan papan. Istilah lain unggah-ungguhadalah suba sita.

9.  jujur

            Jujur merupakan karakter yang sifatnya universal. Masyarakat Jawa pun menganggap sikap jujur sebagai etika yang harus dipegang teguh dan dimiliki oleh setiap orang Jawa. Hal ini tercermin dalam ungkapan-ungkapan Jawa seperti, jujur bakal mujur, artinya orang yang jujur akan mendapatkan keberuntungan. Kebalikannya adalah goroh growah, yaitu orang yang berbohong akan mendapat kerugian. Akhir-akhir ini, ungkapanjujur bakal mujur sering diplesetkan menjadi jujur bakal ajur atau jujur bakal kojur. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa dalam kehidupan masyarakat dewasa ini sering terjadi fenomena orang yang berperilaku jujur malah tidak beruntung, sementara yang tidak jujur malah beruntung. Melihat kondisi ini maka perlu dipahamkan bahwa keberuntungan yang didapatkan oleh orang jujur sesungguhnya tidak serta merta dan tidak hanya bersifat fisik. Artinya keberuntungan itu bisa jadi baru didapatkannya kelak dan hanya bisa dirasakan oleh batin. Oleh karena itu, sikap jujur jangan sampai ditinggalkan dan tetap yakin bahwa becik ketitik ala ketara, kebaikan akan terlihat dan keburukanpun akan tampak nyata.

10. rukun

              Hidup rukun selalu menjadi dambaan manusia yang hidup bermasyarakat. Demikian pula pada masyarakat Jawa yang juga mendambakan kehidupan yang selalu cinta damai. Cinta damai dapat terwujud jika antarsesama anggota masyarakat tersebut dapat hidup rukun. Sehingga dalam masyarakat Jawa terdapat ungkapan rukun agawe santosa, yaitu bahwa hidup rukun sesama manusia akan membuat kehidupan menjadi sentosa.

11. kerja keras

            Manusia Jawa tidak boleh lalai untuk selalu berupaya mencukupi kebutuhannya. Oleh karena itu manusia Jawa harus senantiasa bekerja keras akan mampu hidup mandiri dan layak tanpa bergantung pada belas kasihan orang lain. Sikap hidup semacam ini tercermin dalam ungkapan Jawa sapa ubet, ngliwet yaitu siapa yang kreatif dalam berusaha mencari rezeki, maka pasti akan mendapatkan hasilnya. Di samping itu, dalam bekerja manusia Jawa juga berprinsip bahwa bekerja tidak melihat pada besar kecilnya hasil yang harus diperoleh, tetapi lebih mementingkan apa yang harus dikerjakan. Hasil menjadi perkara belakangan, sebagaimana ungkapan sepi ing pamrih, rame ing gawe. Etos kerja ini sangat luar biasa karena menunjukkan semangat pengabdian yang besar. Orang yang bekerja dengan semangat pengabdian ini sangat diperlukan dalam membangun bangsa.

13. tanggung jawab

     Tanggung jawab merupakan sikap yang juga harus dimiliki oleh manusia Jawa. Sehingga dalam masyarakat Jawa ditemukan juga ungkapan tinggal glanggang colong playu yang arti harfiahnya meninggalkan gelanggang dan secara diam-diam melarikan diri. Ungkapan ini merupakan sindiran bagi seseorang yang suka lepas tangan, cuci tangan dari tanggung jawab yang seharusnya diembannya. Oleh karena itu, perilakutinggal glanggang colong playu harus dihindari karena merupakan perilaku negatif dan jauh dari sikap ksatria sejati.

14. rumangsa melu handarbeni, rumangsa wajib hangrungkebi

     Merasa ikut memiliki, merasa wajib membela. Sikap ini wajib dimiliki oleh setiap orang agar keadaan dan situasi terjaga dengan baik. Dengan merasa memiliki orang akan punya keinginan untuk menjaga dan melestarikan serta membela sesuatu yang menjadi miliknya. Sikap ini sangat tepat untuk ditanamkan kembali pada generasi ditengah-tengah keterpurukan bangsa. Bila generasi muda memiliki sikap ini mereka akan berupaya untuk turut berperan dalam memperbaiki kondisi bangsa dan tidak justru merusak citra bangsa.

15. memayu hayuning bawana

     Memayu berarti membuat selamat. Sedangkan bawana berarti bumi. Memayu hayuning bawana merupakan sikap dan tindakan untuk menjaga keselamatan dan kelestarian bumi. Sikap ini perlu ditanamkan pada semua orang, termasuk generasi muda agar kerusakan bumi dapat dicegah sehingga bumi tetap lestari. Bila bumi terjaga maka manusia juga terhindar dari bencana, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, dan sebagainya. Memayu hayuning bawana juga bisa diterjemahkan sebagai sikap dan tindakan menjaga keselamatan bumi dari segi ketenteraman dan kedamaian. Jika penghuni bumi ini saling bertengkar dan berperang maka bumi pun akan rusak.



DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Endraswara, Suwardi. 2003. Budi Pekerti dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: PT. Hanindita Graha Widya.

Hadiatmaja, H. Sarjana dan Kuswa Endah. 2009. Pranata Sosial dalam Masyarakat Jawa. Yogyakarta: CV Grafika Indah.

Herusatoto, Budiono. 2000. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.
Sastroatmodjo, Suryanto. 2006. Citra Diri Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi

Suseno, Franz Magnis. 2001. Etika Jawa Sebuah Analisis Filsafat tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia.


SUMBER :


Minggu, 18 Oktober 2015

YODAWAN SAPUTRA _TUGAS 1 (PSAK)

ADA BERAPA JUMLAH PSAK DALAM IFRS ?

1.      PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 2009)
2.      PSAK 2 Laporan Arus Kas (Revisi 2009)
3.      PSAK 3 Laporan Keuangan Interim (Revisi 2010)
4.      PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri (Revisi 2009)
5.      PSAK 5 Segmen Operasi (Revisi 2009)
6.      PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi (Revisi 2009)
7.      PSAK 8 Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan (Revisi 2010)
8.      PSAK 10 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing (Revisi 2009)
9.      PSAK 12 Ventura Bersama (Revisi 2009)
10.  PSAK 13 Properti Investasi (Revisi 2011)
11.  PSAK 14 Persediaan (Revisi 2008)
12.  PSAK 15 Investasi pada Asosiasi (Revisi 2009)
13.  PSAK 16 Aset Tetap (Revisi 2011)
14.  PSAK 18 Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya (Revisi 2010)
15.  PSAK 19 Aset Tidak Berwujud (Revisi 2009)
16.  PSAK 22 Kombinasi Bisnis (Revisi 2010)
17.  PSAK 23 Pendapatan (Revisi 2009)
18.  PSAK 24 Imbalan Kerja (Revisi 2010)
19.  PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Estimasi, Kesalahan (Revisi 2009)
20.  PSAK 26 Biaya Pinjaman (Revisi 2011)
21.  PSAK 28 Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2010)
22.  PSAK 30 Sewa (Revisi 2011)
23.  PSAK 31 Instrumen Keuangan: Pengungkapan (Revisi 2009)
24.  PSAK 33 Akuntansi Pertambangan Umum (Revisi 2011)
25.  PSAK 34 Kontrak Kontruksi (Revisi 2010)
26.  PSAK 36 Akuntansi Asuransi Jiwa (Revisi 2010)
27.  PSAK 38 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali (Revisi 2011)
28.  PSAK 45 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba (Revisi 2010)
29.  PSAK 46 Pajak Penghasilan (Revisi 2010)
30.  PSAK 48 Penurunan Nilai Aset (Revisi 2009)
31.  PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian (Revisi 2010)
32.  PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham (Revisi 2010)
33.  PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (Revisi 2011)
34.  PSAK 56 Laba per Saham (Revisi 2010)
35.  PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban dan Aset Kontinjensi (Revisi 2009)
36.  PSAK 58 Aset Tidak Lancar
37.  PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan
38.  PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
39.  PSAK 62 Kontrak Asuransi
40.  PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
41.  PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
42.  PSAK 107 Akuntansi Ijarah
43.  PSAK 108 Penyelesaian Utang Piutang Murabahah
44.  PSAK 109 Akuntansi Zakat Infaq Sedekah
45.  PSAK 110 Akuntansi Hawalah
46.  PSAK 111 Akuntansi Asuransi Syariah

47.  PSAK ETAP

PSAK YANG DI HAPUS ANTARA LAIN ADALAH ?

PSAK khusus industri dihapus. PSAK industri yang saat ini telah dicabut adalah PSAK 32 Akuntansi Kehutanan,  PSAK 35 Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol, PSAK 31 (revisi 2000 Akuntansi Perbankan dan PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek. IFRS adalah standar yang disusun dengan basis transaksi dan perlakukan khusus elemen laporan keuangan bukan industri, sehingga  semua standar yang terkait dengan industri dihapus. PSAK yang tidak ada rujukannya dalam IFRS juga dicabut diantaranya akuntansi waran, anjak piutang, restrukturisasi utang piutang bermasalah. Standar ini dicabut karena telah tercakup dalam pengaturan PSAK 50 dan 55 tentang Instrumen Keuangan.

PILIH SALAH SATU PSAK , RINGKAS DAN BERIKAN KOMENTAR  ?

PSAK  No 1 Penyajian Laporan Keuangan
Pernyataan PSAK ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut ‘laporan keuangan’ agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.

komentar pribadi :
dalam PSAK nomer 1 ini menjelaskan bahwa penyajian laporan keuangan sangat di pelukan perusahaan dalam menyajikan informasi keuangan perusahaan seperti neraca , laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan

APAKAH MENURUT ANDA PSAK YANG DIPILIH BAGUS ATAU TIDAK?

ya sangat bagus karena perusahaan dapat mengetahui perkembangan keuangannya setiap periodenya sehingga perusahaan dapat mengambil kebijakan untuk kedepannya.

SUMBER :