Sabtu, 09 Maret 2013

tulisan 1

Indonesia ku 

Banyaknya persoalan dan pandangan negatif yang sedang dihadapi oleh Indonesia, diantaranya tentang dunia politik, keamanan, bahkan kesejahteraan rakyat kecil, sedikit banyak memang mempengaruhi citra pemerintah dan negara di mata masyarakat Indonesia sendiri maupun dunia internasional. Namun sebenarnya, sekedar saling mengingatkan bahwa negeri kita adalah negeri yang sangat kaya dan berpotensi, baik dari sumber daya alamnya ataupun dari budaya asli seperti sebagai negara dengan suku, bangsa, dan bahasa yang terbanyak di dunia. Selain itu juga terdapat beberapa prestasi dari anak-anak bangsa yang begitu membanggakan. berikut saya akan membahas negara indonesia dalam 4 aspek :

Sistem Pemerintahan Indonesia

PKN- Dalam dunia ketatanegaraan, telah di buat sebuah aturan yang akan mengatur berbagai macam kelangsungan pemerintahan atau jalannya suatu negara dalam memperbaiki fungsi negara tersebut. Hal tersebut bisa kita peroleh dengan cara membuat Sistem Pemerintahan. sistem pemerintahan indonesia Khusussnya . Dengan demikian sebuah negara yang berdiri harus memiliki aturan atau sistem pemerintahan yang akan mengatur jalannya keberlangsungan sebuah negara dalam membuat makmur anggota warganya. Dari hal tersebut bisa di jelaskan apa itu yang di maksud dengan sistem dan apa itu yang di maksud dengan pemerintahan. Sistem memiliki sebuah arti yaitu suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional. Sedangkan dengan Pemerintahan dalam arti luas adalah pemerintah/ lembaga-lembaga Negara yang menjalankan segala tugas pemerintah baik sebagailembaga eksekutif, lembaga legislative maupun lembaga yudikatif. Sistem Pemerintahan dapat di kelompokkan menjadi beberapa di bawah ini:
  • system pemerintahan Presidensial merupakan system pemerintahan di mana kepala pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen (legislative). Menteri bertanggung jawab kepada presiden karena presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Contoh Negara: AS, Pakistan, Argentina, Filiphina, Indonesia. Ciri-ciri system pemerintahan Presidensial:
  1. Pemerintahan Presidensial didasarkan pada prinsip pemisahan kekuasaan. 
  2. Eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk menyatu dengan Legislatif. 
  3. Kabinet bertanggung jawab kepada presiden. 
  4. eksekutif dipilih melalui pemilu.
  • system pemerintahan Parlementer merupakan suatu system pemerintahan di mana pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam system pemerintahan ini, parlemen mempunyai kekuasaan yang besar dan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap eksekutif. Menteri dan perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen. Contoh Negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia. Ciri-ciri dan syarat system pemerintahan Parlementer:
  1. Pemerintahan Parlementer didasarkan pada prinsip pembagian kekuasaan. 
  2. Adanya tanggung jawab yang saling menguntungkan antara legislatif dengan eksekutif, dan antara presiden dan kabinet. 
  3. Eksekutif dipilih oleh kepala pemerintahan dengan persetujuan legislatif.


  • system pemerintahan Campuran dalam system pemerintahan ini diambil hal-hal yang terbaik dari system pemerintahan Presidensial dan system pemerintahan Parlemen. Selain memiliki presiden sebagai kepala Negara, juga memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Contoh Negara: Perancis.
Sejarah Perkembangan Pariwisata Indonesia
 
    Indonesia memiliki sejarah kebudayaan pariwisata sejak abad 14.Kakawin Nagarakretagama mencatat bahwa Raja Hayam Wuruktelah mengelilingi Kerajaan Majapahit yang kini menjadi daerahJawa Timur menggunakan pedati dengan iring-iringan pejabat negara.
    Setelah masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia pada awal abad ke-19, daerah Hindia Belanda mulai berkembang menjadi daya tarik bagi para pendatang yang berasal dari Belanda. Gubernur jenderal pada saat itu memutuskan pembentukan Biro Wisata yang disebutVereeeging Toeristen Verkeer yang gedung kantornya juga digunakan untuk maskapai penerbangan Koninklijke Nederlansch Indische Luchtfahrt Maatschapijj (kini disebut dengan KLM).
    Hotel-hotel mulai bermunculan seperti Hotel des Indes di Batavia,Hotel Oranje di Surabaya dan Hotel De Boer di Medan. Tahun 1913,Vereeneging Touristen Verkeer membuat buku panduan mengenai objek wisata di Indonesia. Sejak saat itu, Bali mulai dikenal oleh wisatawan mancanegara (wisman) dan jumlah kedatangan wisman meningkat hingga lebih dari 100% pada tahun 1927.
    Pada 1 Juli 1947, pemerintah Indonesia berusaha menghidupkan sektor pariwisata Indonesia dengan membentuk badan yang dinamakan HONET (Hotel National & Tourism) yang diketuai oleh R. Tjitpo Ruslan. Badan ini segera mengambil alih hotel – hotel yang terdapat di daerah sekitar Jawa dan seluruhnya dinamai Hotel Merdeka. Setelah Konferensi Meja Bundar, badan ini berganti nama menjadi NV HORNET. Tahun 1952 sesuai dengan Keputusan Presiden RI, dibentuk Panitia Inter Departemental Urusan Turisme yang bertugas menjajaki kemungkinan terbukanya kembali Indonesia sebagai tujuan wisata.
    Pada masa Orde Baru, jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia bertumbuh secara perlahan. Pemerintah pernah mengadakan program untuk meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan asing ke Indonesia yang disebut dengan Tahun Kunjungan Indonesia. Program ini meningkatkan kunjungan turis internasional hingga 400.000 orang. Selain itu pada tahun 1992, pemerintah mencanangkan Dekade Kunjungan Indonesia, yaitu tema tahunan pariwisata sampai dengan tahun 2000.
    Kepercayaan dunia internasional terhadap pariwisata Indonesia mulai mengalami penurunan pada insiden pengeboman Bali tahun 2002 yang menyebabkan penurunan wisatawan yang datang ke Bali sebesar 32%. Aksi teror lainnya seperti Bom JW Marriott 2003,Pengeboman Kedutaan Besar Australia, Bom Bali 2005 dan Bom Jakarta 2009 juga memengaruhi jumlah kedatangan wisman ke Indonesia. Aksi terorisme di Indonesia ini mengakibatkan dikeluarkannya peringatan perjalanan oleh beberapa negara sepertiAustralia dan Britania Raya pada tahun 2006.
    Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia mengadakan programTahun Kunjungan Indonesia 2008 untuk meningkatkan jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan asing ke Indonesia, selain itu program ini sekaligus untuk memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional Indonesia. Dana yang dikeluarkan untuk program ini sebesar 15 juta dolar Amerika Serikat yang sebagian besar digunakan untuk program pengiklanan dalam maupun luar negeri. Hasil dari program ini adalah peningkatan jumlah wisatawan asing yang mencapai 6,2 juta wisatawan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,5 juta wisatawan. Sebagai upaya dalam meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia melanjutkan program “Tahun Kunjungan Indonesia” di tahun 2009 dengan target 6,4 juta wisatawan dan perolehan devisa sebesar 6,4 miliar dolar Amerika Serikat, sedangkan pergerakan wisatawan nusantara (wisnu) ditargetkan 229,95 juta perjalanan dengan total pengeluaran lebih dari 128,77 triliun rupiah. Program ini difokuskan ke “pertemuan, insentif, konvensi, dan pertunjukan serta wisata laut”.
    Pada tahun 2010, pemerintah Indonesia mencanangkan kembali “Tahun Kunjungan Indonesia serta Tahun Kunjung Museum 2010″. Program ini dilakukan untuk mendorong kesadaran masyarakat terhadap museum dan meningkatkan jumlah pengunjung museum. Pada tahun 2011, pemerintah Indonesia menetapkan Wonderful Indonesia sebagai manajemen merek baru pariwisata Indonesia, sementara untuk tema pariwisata dipilih “Eco, Culture, and MICE“. Logo pariwisata tetap menggunakan logo “Tahun Kunjungan Indonesia” yang dipergunakan sejak tahun 2008.

Tentang Budaya Indonesia

Kelestarian budaya di Indonesia kini telah banyak di tinggalkan khususnya bagi para remaja sekarang ini. Banyak dari mereka beranggapan bahwa kebudayaan yang kita miliki sekarang ini telah ketinggalan jaman, kuno bahkan primitif. Remaja sekarang lebih senang berkiblat pada kebudayaan barat yang menurut mereka lebih bisa bebas dalam mengekspresikan diri masing-masing. Seolah tidak ada pembatas untuk mereka melakukan apapun yang mereka inginkan. Tak heran memang jika banyak kebudayan Indonesia yang di klaim oleh negara lain. Jika sudah seperti ini, kita baru menyadari betapa kita tidak dapat menjaga aset yang seharusnya kita banggakan yang mencerminkan kebudayan dan pribadi bangsa ini, bukannya malah membiarkan terbengkalai dan menjadi rebutan oleh bangsa lain. Ironis sekali jika hal seperti itu terus saja terjadi. Kita patut bersyukur karena bangsa ini memiliki banyak sekali budaya yang seharusnya mampu kita kembangkan dengan baik bukan malah sebaliknya, kita hanya berdiam diri dan ketika aset itu di perdebatkan, mati-matian kita berucap bahwa kebudayaan itu milik kita. Kenapa Indonesia selalu bertindak setelah sesuatu terjadi suatu kejadian. Bukan menjaga agar suatu itu bisa di cegah yang tidak di inginkan yang akan berakibat fatal pada semua elemen masyarakat. Sebenarnya mereka yang pintar atau kita yang bodoh. Yang mau saja selalu di permalukan demikian. Pemerintah pun seharusnya ikut andil dalam hal ini. Pemerintah harus mendukung penuh kelestarian budaya Indonesia. Seperti upaya penyadaran untuk kesejatian diri kota solo terus di lakukan oleh aparat pemerintah kota, misalnya saja dengan semboyan "SOLO THE SPIRIT OF JAVA" yang telah di resonansi ke tataran internasional. Hal ini mendapat dukungan dari semua pihak, bukan saja aparat pemerintahan, masyarakatpun ikut menjadi tonggak kelestarian suatu kebudayaan di suatu daerah. Adanya partisipasi masyarakat dalam mengenali dan mengelola kebudayaan itu sendiri menjadi syarat penting hidupnya suatu kebudayaan. Tidak hanya semboyan yang membuat kita bercermin, salah sataunya adalah batik. Batik mempunyai posisi yang kuat yang membuat kita patut berbangga. Aset asli Indonesia itu telah mendapat pengakuan dari UNESCO, batik perlu di jaga dan terus di lestarikan agar kita bisa terus menikmati keindahannya. Banyak cara agar batik terus bisa kembangkan. Salah satunya dengan kurikulum batik pada setiap sekolah sekolah agar anak mampu mengetahui tentang batik sejak dini dan yang paling penting mampu menanamkan rasa mencintai kebudayaan sendiri dan terus menjaganya sampai kapanpun agar kita mampu sejajar dengan kebudayan lainnya. Dan menjadi kebanggaan anak cucu kita kelak, bahwa bangsa ini memiliki kebudayaan yang membanggakan.

Perkembangan transportasi di Indonesia

Transportasi Air
    Di Indonesia, sebagai negara bahari, perahu dan kapal merupakan alat transportasi dan komunikasi penting sejak awal peradaban Nusantara. Tak heran, alat transportasi yang paling banyak ragamnya di Indonesia adalah perahu dan kapal.
    Setiap daerah berpantai di Indonesia memiliki jenis perahu tradisional dengan bentuk dan ornamen khas. Misalnya, Pinisi dari Makasar, Sope dari Jakarta, Alut Pasa dari Kalimantan Timur, Lancang Kuning dari Riau, Gelati dari Perairan Bali, dan Kora-kora dari Maluku.
    Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya Kalimantan, jalur penghubung utama antarwilayah adalah sungai. Transportasi utama yang banyak digunakan adalah perahu. Mulai dari perahu kecil yang disebut kelotok atau ketingting yang bisa memuat 10 penumpang, hingga bus air berupa perahu panjang (long boat) yang bisa mengangkut puluhan penumpang.

Transportasi Darat
    Di Pulau Jawa, yang menjadi pusat perkembangan peradaban Nusantara sejak abad ke-4, jalur perhubungan yang berkembang adalah jalur darat. Kuda banyak dipakai untuk bepergian karena kekuatan dan kecepatannya. Alat transportasi yang berkembang pun menggunakan jasa kuda, misalnya, kereta kuda yang kemudian berkembang menjadi andong atau delman. Sedangkan untuk mengangkut barang, selain menggunakan jasa kuda, juga ada pedati yang ditarik sapi atau kerbau.
    Awal masuknya transportasi darat modern di Indonesia dimulai pada masa pendudukan Belanda, di pusat pemerintahannya saat itu yang berada di Batavia atau Jakarta. Pemerintah Belanda membangun jalur kereta api dengan rute Batavia-Buitenzorg (Bogor), tahun 1873.
    Sedangkan alat transportasi yang digunakan di dalam kota adalah trem yang digerakkan oleh mesin uap. Trem merupakan angkutan massal pertama yang ada di Jakarta. Pada 1910, Jakarta sudah mempunyai jaringan trem.
    Tahun 1960-an, Presiden Sukarno memerintahkan penghapusan trem karena dianggap tidak cocok lagi untuk kota sebesar Jakarta. Trem pun digantikan bus-bus besar. Untuk transportasi jarak dekat, ada oplet dan becak. Ada pula bemo yang mulai dipakai sejak tahun 1962. Tahun 1970-an, muncul helicak dan bajaj. Meski sudah dilarang beroperasi, kita masih bisa menemukan beberapa jenis alat transportasi ini. Saat ini, alat transportasi darat yang biasa dimanfaatkan masyarakat adalah bus dan kereta listrik. Pemerintah pun berusaha mengembangkan transportasi massal yang modern dan murah seperti bus TransJakarta.
    Di masa depan, rencananya, akan ada monorel yang lebih cepat dan canggih. Meski sarana transportasi sudah semakin canggih, alat transportasi tradisional seperti andong atau delman masih banyak kita temui. Misalnya, di Yogyakarta.

Transpostasi Udara
    Sejarah transportasi udara di Indonesia terkait dengan sejarah kemerdekaan. Untuk kemudahan transportasi, pada 1948, mantan presiden Soekarno membeli dua pesawat tipe DC-3 dari Singapura. Pembelian pesawat tersebut didanai para pengusaha asal Aceh. Wilayah Aceh kala itu merupakan bagian Indonesia yang belum tersentuh Belanda.
     Sebagai bentuk penghargaan kepada Aceh, dua pesawat tersebut dinamai RI-001 Seulawah Agam dan RI-002 Seulawah Inong. Pesawat tersebut melakukan penerbangan pertama pada 26 Januari 1949 dengan rute penerbangan Calcutta-Rangoon. Kedua pesawat tersebut menjadi cikal bakal perusahaan penerbangan pertama tanah air yaitu Garuda Indonesia. Industri penerbangan nasional dirintis tahun 1946 di Yogyakarta oleh tim Angkatan Udara Republik Indonesia yang dipelopori Wiweko Soepono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan J. Sumarsono. Salah satu hasil rancangannya adalah pesawat Si Kumbang yang melakukan penerbangan pertama pada 1 Agustus 1954.
    Pada 26 April 1976 industri pesawat terbang itu berkembang menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) yang didirikan dengan DR. B.J. Habibie. Salah satu hasil karya IPTN adalah prototipe pesawat turbo N-250 yang pertama kali terbang selama 55 menit, pada 10 Agustus 1995. Namun industri pesawat terbang ini harus berhenti karena kekurangan dana akibat krisis moneter pada 1997.

sumber: www.google.com