Senin, 16 November 2015

YODAWAN SAPUTRA_TUGAS 2 _KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI

Nama             :Yodawan Saputra
NPM              :27212813
Kelas             :4EB12 
Mata Kuliah  :Etika Profesi Akuntansi

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI


Merupakan suatu sistem yang menunjukan keterkaitan tujuan dan fundamental yang diharapkan dapat di gunakan dalam pembentukan standar yang konsiten yang mampu menjelaskan arti, tujuan serta keterbatasan akuntansi dan pelaporan
sumber : google image
  1. Pada tingkatan teori tertinggi (Level 1) Dalam kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan
  2. Pada tingkatan selanjutnya (Level 2) Mendefinisikan dan mengidentifikasikan karakterisitik kualitatif dari informasikeuangan dalam elemen laporan keuangan
  3. Pada tingkat operasional yang lebih rendah (Level 3) Berkaitan   dengan   prinsip-prinsip   dan   peraturan-peraturan   tentang pengukuran dan elemen laporan keuangan2


Kerangka konseptual FASB mencakup 4 bagian yaitu :
  1. Tujuan pelaporan keuangan
  2. Karakteristik-karakteristik kualitatif informasi keuangan
  3. Elemen – elemen laporan keuangan
  4. Panduan – panduan pengoprasian
Berikut akan di jelaskan satu persatu bagian – bagian dalam kerangka konseptual  :

1. TUJUAN-TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

FASB  mulai bekerja dengan kerangka konseptual dengan melihat pada tujuan-tujuan dasar dari pelaporan keuangan, menetukan tujuan – tujuan ini memerlukan jawaban atas beberapa pertanyaan dasar yang kemudian disimpulkan oleh FASB bahwa tujuan-tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang :
  • Berguna bagi mereka yang membuat keputusan investasi dan kredit
  • Membantu untuk memperkirakan arus kas dimasa depan
  • Mengidentifikasi sumber daya ekonomis (asset ), klaim atas sumber daya tersebut (kewajiban) serta perubahan pada sumber daya dan klaim tersebut.
2. KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI AKUNTANSI

Praktik akuntansi yang dipilih seharusnya adalah praktik yang memberikan informasi keuangan berguna paling banyak untuk membuat sebuah keputusan. Untuk menjadi berguna, informasi harus memiliki karakteristik-karakteristik kualitatif sebagai berikut:

RELEVANSI
Informasi akuntansi memiliki relevansi (relevance) jika dapat membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi yang relevan memiliki nilai prediktif atau nilai umpan balik maupun keduanya. Nilai prediktif (predictive value) membantu pengguna meramalkan kejadian-kejadian dimasa datang. Nilai umpan balik ( feedback value) menguatkan atau memperbaiki ekspektasi sebelumnya. Selain itu, informasi akuntansi memiliki relevansi jika dianggap tepat waktu (timely). Informasi tersebut harus harus tersedia bagi pembuat keputusan sebelum ia kehilangan kemampuannya mempengaruhi keputusan.

DAPAT DIANDALKAN
Kesalahan dan reliabilitas informasi berarti informasi itu terbebas dari kesalahan dan bias. Agar dapat diandalkan, informasi akuntansi harus diverivikasi, agar dapat membuktikan bahwa informasi tersebut terbebas dari kesalahan dan bias. Informasi tersebut juga harus merupakan penyajian yang jujur atas apa yang seharusnya dengan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Terakhir , Informasi harus netral dimana informasi tersebut tidak boleh dipilih, dibuat, atau disajikan sesuai keinginan sekelompok pengguna yang berkepentingan diatas yang lainnya. Untuk menjamin keandalan, akuntan publik bersertifikat melakukan audit terhadap laporan keuangan.

DAPAT DIBANDINGKAN
Informasi akuntansi tentang perusahaan paling berguna ketika dapat dibandingkan dengan informasi akuntansi tentang perusahaan lainnya. Perbandingan atau komparabilitas dihasilkan ketika perusahaan-perusahaan yang berbeda menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sama. Secara konseptual, perbandingan juga harus memperluas metode yang digunakan oleh perusahaan dalam mematuhi prinsip-prinsip akuntansi. Metode-metode akuntansi mencakup biaya persediaan FIFO, LIFO serta berbagai metode depresiasi (penyusutan). Pada titik ini, perbandingan metode tidak diperlukan, bahkan untuk perusahaan-perusahaan pada industry yang sama. Satu-satunya kebutuhan akuntansi adalah setiap perusahaan harus mengungkapkan metode-metode akuntansi yang digunakan. Dengan pengungkapan tersebut, pengguna eksternal dapat menentukan apakah informasi keuangan dapat dibandingkan.

KONSISTENSI
Konsistensi berarti sebuah perusahaan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Ketika informasi keuangan telah dilaporkan secara konsisten , laporan keuangan membolehkan analisis tren yang berarti dalam perusahaan.
Sebuah perusahaan dapat beralih ke metode akuntansi yang baru yaitu dengan melakukan hal tersebut, manajemen harus membenarkan bahwa metude yang baru akan menghasilkan informasi keuangan yang berarti. Pada tahun perubahan terjadi , perubahan harus di ungkapkan pada catatan atas laporan keuangan. Pengungkapan tersebut membuat pengguna laporan keuangan wasapa terhadap kurangnya konsistensi.


3. ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN

Bagian yang penting dari kerangka konseptual akuntansi adalah seperangkat definisi yang mengambarkan istilah-istilah dasar yang digunakan dalam akuntansi. FASB mengacu pada seperangkat definisi ini sebagai elemen-elemen laporan keuangan (elements of financial statement). Elemen-elemen ini mencakup beberapa istilah seperti  asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Oleh Karen itu elemen-elemen yang sangat penting, menjadi penting bahwa mereka harus dibatasi dengan tepat dan diterapkan secara universal. Elemen pokok ini telah berlaku  secara umum di dunia usaha dan setiap elemen akan saling terkait dengan elemen lainnya.

4. PANDUAN-PANDUAN PENGOPERASIAN

Pada kerangka konseptual , FASB mengakui kebutuhan akan panduan pengoprasian  yang dikelompokan menjadi tiga panduan yaitu : asumsi , prinsip, dan kendala panduan- panduan ini telah dibuat dengan baik dan diterima dalam akuntansi . panduan – panduan tersebut akan di jelaskan sebagai berikut :
  • Asumsi (assumption) merupakan dasar bagi proses akuntansi.
Asumsi di bagi menjadi  4 yaitu :
1.          Asumsi unit moneter
2.          Asumsi entitas ekonomi
3.          Asumsi periode waktu
4.          Asumsi kelangsungan usaha
  • Prinsip (principle) merupakan aturan khusus yang mengindikasikan bagaimana kejadian- kejadian ekonomi harus dilaporkan dalam proses akuntansi.
Prinsip dalam akuntansi dibagi 4 yaitu :
1.       Prinsip pengakuan pendapatan
2.       Prinsip penandingan
3.       Prinsip pengungkapan penuh
4.       Prinsip biaya

  • Kendala (constraint) merupakan proes dalam akuntansi yang memungkinkan terjadinya penyimpangan prinsip-prinsip tersebut dibawah kondisi-kondisi tertentu. Kendala- kendalanya adalah  sebagai berikut :
1.       Materialitas
Kendala Matrealistis berkaitan dengan dampak suatu pos terhadap kondisi keuangan dan operasional perusahaan secara keseluruhan. Suatu pos dikatakan material ketika memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi keputusan investor dan kreditur yang jujur. Pos tersebut menjadi tidak material jika tidak memiliki dampak terhadap pembuat keputusan. Pendek kata, jika pos tersebut tidak membuat perbedaan pada pembuat keputusan, GAAP tidak harus diikuti. Untuk menentukan materialitas dari jumlah, akuntan biasanya membandingkannya dengan pos tertentu seperti total asset, total kewajiban dan laba bersih.
2.       Konservatisme
Kendala Konservatisme menyatakan bahwa ketika anda berada dalam keraguan, sebaiknya anda memiliki metode yang tampaknya paling tidak mungkin untuk menyajikan terlalu tinggi asset dan laba. Hal ini bukan berarti asset dan laba disajikan terlalu rendah. Conservative memberikan panduan yang beralasan untuk situais-situasi sulit  : jangan pernah menyajikan terlalu tinggi atas asset dan laba.


SUMBER  : 
ACCOUNTING PRINCIPLES (JERRY. J. WEYGANDT, DONALD E. KIESO, PAUL D. KIMMEL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar