Dari Balik Jendela
Kamar Hotel
Hotel yang ditempati
oleh Sam bukanlah hotel bintang lima. Bisa dikatakan hotel yang ditempatinya
adalah hotel berbintang satu. Itu terbukti dari kondisi hotel yang tidak begitu
terawat. Banyak kamar yang ditutup karena tidak layak pakai. Tapi karena
kondisi kamar mandinya masih bagus dan bersih, Sam akhirnya mau untuk menempati
kamar nomor 9. Walaupun memang kalau diperhatikan, kondisi kamarnya sudah
terlihat sangat lama dan tempat tidurnya pun sudah sangat tua. Terbukti saat
Sam mencoba merebahkan tubuhnya di tempat tidur, timbul bunyi “kriek-kriek”.
Sam terpaksa menginap di hotel ini karena hanya hotel ini satu-satunya yang
berada di kota dimana dia harus meliput berita. Pekerjaan sebagai seorang
wartawan dia tekuni sejak lulus dari kuliah.
Malam semakin larut,
akan tetapi Sam belum tidur. Dia masih asyik dengan laptopnya dan sesekali
melihat hasil jepretannya di kamera. Saat Sam akan menutup laptopnya, terdengar
suara berisik dari luar Hotel. Sam pun segera menuju jendela untuk melihat apa
yang sedang terjadi. Terlihat ada dua orang sedang berdiri di tepat di depan
jendela kamar Sam. Mereka kelihatannya sedang membicarakan masalah serius.
Terlihat dari raut muka mereka yang serius. Salah seorang di antara mereka
bersandar pada tembok salah satu gudang yang berada tepat di depan jendela
kamar Sam. Yang satu berbadan gemuk dengan topi hitam di kepalanya dan satunya
lagi berbadan kerempeng dengan berambut cepak. Orang yang berbadan gemuk itulah
yang bersandar di tembok gudang. Mereka tidak tahu kalau ada yang memperhatikan
mereka yaitu Sam. Sam tetap pada posisinya. Tidak beranjak dari tempatnya
semula. Karena dia curiga dengan dua orang itu. Sam mengambil kameranya dan
mulai mengambil gambar, mereka dari balik jendela kamarnya.
Setelah setengah jam
tidak terjadi apa-apa. Namun terlihat si gemuk menyalakan rok*k dan mulai
menyulutnya. Malam itu memang dingin, mungkin rok*k bisa menghangatkannya. Mata
Sam pun mulai terlihat mengantuk dan sesekali matanya terpejam. Dan setelah
satu jam berlalu, seseorang berkumis dengan badan atletis menghampiri mereka
berdua. Terlihat orang itu sangat galak. Terlihat bagaimana dia tiba-tiba
menampar salah satu dari mereka. Orang yang ditampar itu ternyata adalah si
kerempeng. Setelah ditampar, dia berlalu pergi. Sam pun dengan jeli
memperhatikan apa yang akan terjadi. Dan setelah beberapa menit, tiba-tiba ada
sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan mereka. Dan ternyata yang
mengemudikan adalah si kerempeng. Dia membuka pintu samping mobil dan
menurunkan seorang laki-laki yang ditutup matanya. Laki-laki itu tedengar
berteriak-teriak tapi hal itu sia-sia karena mulutnya disumpal dengan kain.
Laki-laki itu berbadan gemuk dengan rambut yang pendek. Tiba-tiba saja
laki-laki yang berbadan atletis tadi langsung memukulnya. Sontak saja Sam
kaget. Dia langsung mengambil gambar dengan kameranya. Si ateltis pun semakin
gila memukulnya. Memang terlihat kasihan. Akan tetapi Sam enggan untuk keluar
dan membantu laki-laki tadi. Karena dipikirnya dia tidak tahu masalah apa yang
terjadi di antara mereka. Sam lebih memilih mengambil gambar dari balik jendela
kamar.
Setelah selesai
memukulinya, si atletis langsung menginstruksi para temannya yaitu si gendut
dan si kerempeng untuk membawa laki-laki yang ditutup matanya ke dalam gudang.
Dan yang membuat Sam kaget bukan kepalang adalah ternyata si kerempeng membawa
pisau di tangannya. Sam pun ingin sekali melihat apa yang terjadi. Akan tetapi
ketakutannya seakan mencegahnya. Apalagi dia adalah seorang pendatang. Dia
lebih memilih tetap berada di balik jendela kamar.
Setelah kira-kira
setengah jam, si atletis keluar di susul dengan si kerempeng dan si gendut.
Akan tetapi laki-laki yang satunya tidak keluar. Sam tetap menunggunya. Dan
setelah beberapa saat dia pun keluar tapi penutup matanya telah di buka.
Kemudian menyusul ketiga orang yang telah menunggunya di mobil. Tiba-tiba dari
sebelah kanan terlihat orang membawa kamera. Dan mereka semua tertawa bersama.
Ternyata mereka sedang membuat film. Dalam hati Sam berkata “Sialan!!”
Cerpen Karangan: Ranu
Bagus Saputro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar